Rabu, 02 November 2011

RINGKASAN BUKU MENGENAL YANG MAHA KUDUS Tugas Diserahkan Kepada Pdt. Parlaungan Gultom Ph.D Untuk memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Bibliologi Oleh : Indri. Winsi. J. Pomantow Sekolah Tinggi Theologia Injili Indonesia Jogjakarta September 2008 Untuk memahami keberadaan Allah yang sesungguhnya, maka hal sedemikian tidaklah tidaklah dapat dipahami jikalau hanya didasarkan pada alam berpikir manusia. Menanggapi akan hal ini maka Tuhan Yesus sendiri berkata, “tidak ada seorangpun dapat mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya anak itu berkenan menyatakannya (Mat.11:27). Injil Yohanes menjelaskan ketidakmampuan akal manusia dalam memahami misteri yang besar itu, dan Pauluspun menuliskan hanya melalui perantaraan Roh Kudus untuk mengungkapkan pengertian ini didalam hati yang mencari Allah. Sifat keilahian Allah tidak ada yang dapat menghitungnya. Allah tidak terbatas maka sifat-sifatNya tidak dapat di memngerti dan diketahui, demikianpun juga dalalm hubugannya dengan ketritunggalan teramat sulit untuk mendefinisikannya. Pada dasarnya tidak ada di antara tiga pribadi ini yang bekerja secara sendiri-sendiri sejak dari kekekalan masa lampau. Allah sudah ada dengan sendirinya dan tidak ada asal mulanya sebab yang ada asal mulanya hanyalah sesuatu yang diciptakan Allah (Yoh.1:1-13; Kol.1:16,17) dan Allah tidak memerlukan siapapun. Dengan iman yang dimiliki seseorang maka Allah dapat bekerja didalamnya sebab segala sesuatu untuk memahami keberadaan Allah hanya dapat dipahami didalam iman. Kekalan Allah digambarkan bahwa Allah diam didalam kekalan tetapi waktu diam di dalam Allah. Allah sudah hidup didalam segala hari esok dan hidup disegala hari kemarin. Untuk mengatakan Allah tidak terbatas maka itu berarti bahwa Allah tidak dapat diukur sifat dan kasih yang dimilikiNya.Allah tidak berubah untuk menjadi lebih baik karena kesusianNya itu sempurna sehingga Ia tidak pernah kurang suci dengan keberadaanNya sekarang dan juga tidak mungkin lebih suci dari keadaanNya sekarang maupun keadaan pada waktu-waktu sebelumnnya. Allah sudah ada dengan sendirinya dan sudah cukup dengan dirinya sendiri. Ia mengetahui apa yang tidak pernah diketahui oleh suatu mahluk. Ia mengetahui tentang diriNya sendiri, Ia mengenal dirinya dengan sempurnah dan tidak ada yang orang yang tahu apa yang terdapat didalam diri Allah selain Roh Allah (I Kor.2:11). Salah satu arti dari hikmat adalah kemampuan untuk merencanakan suatu sasaran yang sempurna. Cara bekerjanya injil, kelahiran Baru, kedatangan Roh Allah didalam tabiat manusia kekalahan mutlak setan dan akhirnya didirikannya kerajaan Kristus yang benar semuanya ini berasal dari kebijaksanaan Allah yang sempurna dan tidak terbatas. Kedaulatan dan kemahakuasaan Allah harus berjalan secara bersama-sama, yang satu tidak dapat ada tanpa yang lain. Untuk memerintah, Allah harus memiliki kuasa dan untuk memerintah dengan kedaulatan penuh Ia harus memiliki segala kuasa. Inilah yang dimaksudkan dengan “Maha Kuasa”. Dalam Alkitab yang kurang lebih 50 kali kata ini dipakai dan hanya diperuntukkan bagi Allah sebab hanya Allah yang Maha Kuasa. Allah selalu hadir, selalu ada didekat melihat dan mampu melihat orang beriman. Pada titik inilah mulai diperlukan iman dan iman dapat mengikutsertakan seribu satu malam kebenaran lain. Semuanya itu akan mengingatkan kembali kepada kebenaran bahwa Allah dan ada dimana-mana tempat tanpa dibatasi ruang dan waktu. Barangsiapa berpaling kepada Allah ia harus percaya bahwa Allah itu ada (Ibr.11:6). Pada dasarnya Allah adalah sempurna yang didalamnya berkaitan dengan ketidakberubahan dengan demikian secara otomatis dapat dikatakan bahwa Allah adalah setia. Jika Ia tidak berubah maka tidak mungkin Ia tidak setia. Dan bagi orang percaya arti kesetiaan Allah melebihi data-data teologia serta segala proses pengertian dan menjadi makanan yang meyehatkan jiwa. Kesetiaan Allah merupakan dasar dari segenap harapan yang akan datang dan karena kesetiaanNya maka janjiNya akan tetap bertahan. Kebaikan adalah sebagai salah satu sifat Allah, timbul dari diriNya sendiri besifat tidak terbatas, sempurna dan kekal. Allah tidak pernah lebih baik dari sekarang dan kebaikanNya tidak pernah berkurang. Allah menciptakan manusia karena kebaikanNya dan Ia menebus orang berdosa karena alasan yang sama juga. Belas kasihan Allah berasal dari kebaikanNya dan kebaikan tanpa keadilan sama sekali bukan kebaikan. Allah menghukum dan tidak karena Ia baik tapi Ia tidak mungkin baik jika Ia tidak adil. Hukuman merupakan keadilan Allah dalam menghadapi dalam menghadapi kejahatan moral. Demikianlah belas kasihan merupakan kebaikan Allah dalam menghadapi penderitaan manusia dan rasa bersalah. Tidak ada yang memuliakan belaskasihan jika tidak ada yang merasa membutuhkannya. Penderitaan dan dosalah yang membutuhkan belaskasihan Allah. Kasih karunia Allah dimulai jauh di dalam hati Allah didalam liku-liku pribadiNya yang kudus, menakjubkan, tidak dapat dimengerti dan bersifat kekal. Dalam arti kasih karunia telah ada sejak zaman Perjanjian Lama tidak hanya menunggu pada kelahiran Kristus hal ini terlihat dalam kisah Nuh (Kej.6:8) dan Musa (Kel.33:17) yang mendapat kasih karunia Allah. Jadi kasih karunia Allah ada dalam pribadi Allah dan berlaku dari kekal sampai kekal. Sifat dari kasih ialah aktif, kreatif dan murah hati seperti yang dianugerahkan Kristus bagi orang percaya dalam karya penebusanNya (Rm.5:8, Yoh.3:16). Jadi dimana ada kasih maka kasih harus senantiasa memberi kepada yang dikasihinya, apapun harus dikorbankannya. Kasih Allah merupakan suatu kenyataan yang besar di alam semesta yang merupakan tiang sandaran harapan dunia. Ia mengasihi manusia dengan kasih yang besar yang tidak berawal dan tidak berakhir. Allah adalah kudus, Ia mutlak kudus dengan kemurnian yang sempurna, tidak terbatas dan tidak dapat dimengerti. Ia menjadikan kekudusan sebagai syarat moral untuk keselamatan alam semestaNya dan apa yang bertentangan dengan kesehatan moral yaitu kekudusan maka dibinasakanNya. Kekudusan Allah, murka Allah dan kesehatan ciptaanNya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Kedaulatan Allah adalah sesuatu yang mutlak sehingga Iapun bebas melakukan segala sesuatu sesuai dengan yang diingingkanNya dimana saja, kepada siapa saja dan kapan saja yaitu untuk melaksanakan rencana kekalNya dan tidak ada orang yang dapat menghambatnya. Bagi manusiapun dalam kedaulatanNya diberikanlah kehendak bebas untuk memilih apa yang baik dan yang jahat dan dalam tindakan pemilihan ini kedaulatan Allah tetap berlaku dalam pencapaian rancangan yang tidak diketahui manusia. Pilihan ditentukan manusia sendiri tetapi akibat pilihan tersebut ditentukan oleh kehendak Allah yang berdaulat dan tidak dapat ditawar lagi. Pengenalan akan Allah memerlukan suatu kebijaksanaan yang tidak dapat dikenal oleh orang-orang biasa tetapi hanya dapat dilakukan melalui pengenalan secara rohani. Beberapa tindakan yang dapat di perhatikan yaitu: 1. Menanggalkan dosa 2. Dengan iman dan meyerahkan mutlakhidup kepada Kristus 3. Membuka kepribadian untuk Roh Kudus dan lebih mendisiplinkan diri 4. Melepaskan diri dari keterikatan dengan sesuatu yang menjadi sasaran hati orang yang belum percaya 5. Menyediakan banyak waktu untuk merenungkan keagungan Allah dan kasihNya 6. Menikmati pengenalan akan Allah dengan baik dan membagikannya kepada orang lain dengan perbuatan-parbuatan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar