Jumat, 04 November 2011

BACAAN DAN RINGKASAN BUKU TEOLOGI SISTEMATIK Tugas Diserahkan Kepada Pdt. Parlaungan Gultom Ph.D Untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Bibliologi Oleh : Indri. Winsi. J. Pomantow Sekolah Tinggi Theologia Injili Indonesia Jogjakarta September 2008 SIFAT DAN PERLUNYA TEOLOGI I. Sifat Teologi Istilah teologi berasal dari dua kata Yunani “Theos dan Logos”. Theos artinya Tuhan dan Logos adalah wejangan atau ajaran. Jadi teologi adalah ilmu yang mempelajari tentang Tuhan dan hubunganNya dengan alam semesta. Teologi Liberal tidak megakui bahwa ajaran dan isi Alkitab sebagai firman Allah itu mutlak benar melainkan menerima bahwa segala sesuatu mengalami perubahan secara terus menerus. 2. Perlunya Teologi Ketidakpercayan yang mengancam gereja zaman ini ialah melalui pengaruh paham Ateisme, agnotisisme, panteisme, unitarianisme. Untuk memperoleh perkembangan mutlak kristen yang cerdas maka harus memahami teologi sebagai penuntun hidup dan merenungkan masalah-masalah religius dan pendorong untuk melaksanakan sikap hidup yang kudus. KEMUNGKINAN DAN PEMBAGIAN TEOLOGI Kemungkinan Teologi. Kemungkinan bekerjanya teologi bersumber pada dua hal yakni penyataan Allah dan kemampuan alami manusia. Penyataan Allah meliputi: - Penyataan umum : yang terjadi di alam, sejarah dan hati nurani manusia. - Penyataan khusus: tindakan Allah memperkenalkan diriNya melalui mujizat, dan nubuat dalam diri Yesus, dalam Alkitab dan pengalaman pribadi Kemampuan alami manusia meliputi - Bakat mental - Bakat rohani Pembagian Teologi. Pembagian teologi meliputi - Teologi eksegetis yang meliputi penelaan bahasa-bahasa, arkeologi, pengantar, hermeneutika, dan teologi alkitabiah. - Teologi Hitoris, membahas asal mula, perkembangan dan penyebaran agama yang sejati dan semua doktrin, organisasi dan kebiasaan. - Teologi sistematik Membahas apologet, polemik dan etika alkitabiah - Teologia praktis, merupakan penerapan dari sumbangan teologia-teologia lainnya meliputi administrasi gereja,ibadat, pendidikan agama kristen, dan penginjilan. TEISME “Teisme” percaya akan adanya satu Allah yang berkepribadian yang tarnsenden atau imanen. Allah dikenal sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. a. Definis tentang Allah Istilah yang paling sering dipakai untuk istilah yang ilahi ialah El. Dari istilah ini dibentuk kata Elim, Elohim, Eloah. Istilah ini sepadan dengan “Theos”dalam bahasa Yunani dan “Deus” dalam bahasa Latin, serta God dalam bahasa inggris. Kepercayaan akan adanya Allah didukung oleh beberapa alasan: - Alasan Teleologis: tatanan yang teratur dan berdaya guna didalam suatu sistim menyiratkan adanya akal budi tinggi dan maksud didalam sebab pengatur - Alasan Kronologis, yaitu segala sesuatu dimulai harus mempunyai sebab yang memadai - Alasan Ontologis, adanya sesuatu yang tidak terbatas dan sempurnah dan hal ini tidak dapat dimiliki orang lain. - Alasan moral, pengetahuan yang baik dan yang jahat hanyalah berasal dari Allah. - Alasan berdasarkan keselarasan, kepercayaan akan adanyaTuhan merupakan penjelasan yang paling baik tentang kenyataan sifat moral, mental dan religius manusia dan juga alam kebendaan. Berdasarkan hal inidapat disimpulkan bahwa Allah yang berkepribadian berada diluar alam semesta, ada dengan sendirinya, bermoral serta menyatakan diri memeang ada. Ia tidak dapat dipahami (Yes.40:18; Rm.11:13), tetapi Ia dapat dikenal. Pandangan Yang Menolak Keberadaan Allah ATEISTIS 1. Ateistis Praktis : Acuh tak acuh terhadap Allah, tidak adanya Allah dimana mereka harus bertanggung jawab 2. Ateistis Dogmatis : Agama adalah racun masyarakat 3. Ateistis Murni : Menganut prinsip-prinsip yang tidajk sesuai dengan keprcayaan akan Allah atau yang mendefinisikan Allah dengan menggunakan istilah-istilah yang melanggar pemakaian bahasa pada umumnya. AGNOSTIK Pandangan ini menegaskan bahwa baik adanya Allah maupun sifat-sifat asli Allah dan sifat-sifat asli alam semesta tidak diketahui dan tidak dapat diketahui. Agnotisisme terlalu menonjolkan kerendahan hati yang palsu. PATEISTIS Teori yang menyimpulkan bahwa segala hal yang terbatas merupakan sekedar aspek, modifikasi atau bagian dari suatu pribadi yang kekal dan yang ada dengan sendirinya. Bentuk-bentuk Panteistis: - Panteisme Meterialistis - Hilozoisme dan Panpsikisme - Neteralisme - Idealisme - Mistisisme Filosofis Penolakan teori Panteistis 1. Teori tersebut bertolak dari sistem filsafat yang menyatakan bahwa kehendak bebas itu kahyalan 2. Teori tersebut menghancurkan semua landasan moral 3. Teori ini mejadikan s emua agama rasional mustahil 4. Teori ini menolak imoralitas dan yang sabar 5. Teori ini menyetarakan manusia dengan Tuhan ketika mejadikannya bagian dari Tuhan. 6. Teori initidak dapat menjelaskan realitas yang konkret. POLITEISTIS Paham ini dimulai ketika adanya pemujaan terhadap alam, matahari,bulan dan bintang-bintang yang awalnya hanya sekedar di personifikasikan namun akkhirnya manusia menjadi percaya ada mahluk-mahluk yang tinggal dalam benda tersebut. DUALISTIS Penganut paham ini menyimpulkan bahwa Allah menciptakan sesuatu yang tidak sempurnah sehingga penyempurnaan itu berlangsung sampai kekal. Memiliki keprcayaan bahwa Allah yang bertumbuh dan berkembang terus yaitu Allah yang makin hari makin berhasil dan makin baik. DEISTIS Deisme memegang transedensi Allah dan meniadakan imanensiNya. Allah hanya hadir dengankuasaNya ketika menciptakan alam semesta. Ia membekali dan memberikan mahluk ciptaanNya kemampuan tertentu dan hukumNya dan membiarkan manusia menentukan nasibnya sendiri. BIBLIOLOGI ALKITAB: PERWUJUDAN PENYATAAN ILAHI Alasan Apriori Alasan ini mengugkapkan bahwa manusia sebagaimana adanya dan Tuhan sebagimana adanya memungkinkan manusia mengharapkan sebuah penyataan dari Allah dari Allah serta wujud tertulis dari bagian-bagian penyataan tersebut yanng cukup memadai untuk dijadikan sumber kebenaran teologi yang dapat dipercaya dan tidak mungkin salah. Alasan Analogi Alasan ini dapat diungkapkan dalam dua bagian: 1. Merupakan pengharapan manusia bahwa Allah berkenan menolong manusia yang telah jatuh kedalam dosa. 2. Allah sungguh membantu manusia yang memerlukan pertolongan. Alasan Bahwa Alkitab Tidak dapat Dimusnahkan Berbagai upaya telah dilakukan untuk memusnahkan Alkitab diantaranya para raja Romawi yang meyadari bahwa orang Kristen meladaskan keprcayaan kepada Alkitab maka ia berusaha untuk membinasakan Alkitab dari setiab jilidnya, membunuh sekian banyak orang Kristen namun tidaklah berhasil memusahkan Alkitab seluruhnya. Pada masa reformasi dibuat peraturan untuk melarang penerbitan Alkitab, kafir Voltaire dari Prancis meramalkan bahwa dalam waktu seratus tahun lagi sejak zamannya tidak akan ada lagi kekristenan dimuka bumi. Namun semakin beasr uasaha untuk memusnahkannya maka makin luaslah tersebar ajaran kekristenan ini sampai sekarang ini. Alasan Berdasrkan Sifat Alkitab Dengan mempertimbangkan kesatuan yang ada dari Alkitab yang ditulis oleh sekian banyak penulis dengan tahun yang berbeda-beda namun tetap konsisiten, berkesinambungan berpusat kepada satu tujuan yaitu penyataan diri Allah dalam Yesus Kristus demi penyelamatan manusia. Jadi dapat dikatakan bahwa Alkitabmerupakan wujud penyataan ilahi. Alasan berdasarkan Pengaruh Alkitab Alkitab mempengaruhi terciptanya karya-karya yang sangat indah dalam bidang kesenian, arsitektur, kesusastraan dan musik demikian juga dengan pengaruh dalam pebuatan undang-undang dan pembaharuan social yang besar. Tuntutan Alkitab Sendiri. Dalam Alkitab sendiri banyak ditemukan ungakapan-ungkapan yang membuktikan bahwa Allah sendiri yang berbicara seperti “berfirmanlah Tuhan kepada Musa…(Kel.14:1,Im.4:1,dll), Paulus menegaskan bahwa apa yang ditulisnya merupakan perintah Tuhan sendiri (! Kor.14:37) KEASLIAN, KREDIBILITAS, DAN KANONITAS KITAB DALAM ALKITAB Keaslian kitab dikatakan benar-benar asli jika sebuah kitab memang ditulis olehpenulis yang namanya dicantumkan dalam kitab yang ditulis baik perjanjian lama maupun perjanjian baru. Kredibilitas sebuah kitab dapat dipercaya jika mengulas masalah yang dibahas dengan benar dan sesuai dengan kenyataan. Sebuah kitab tidak dapat dipercaya jika naskah yang ada sekarang ini tidak sama dengan naskah yang aslinya. Yesus banyak mengutip kisah-kisah dalam Perjanjian Lama demikianpun juga bukti sejarah dan arkeologi. Dalam Perjanjian Baru para penulis mengetahui betul apa yang mereka tuliskan sebab mereka sendiri yang mengalaminya, adalah orang-orang jujur, tulisan mereka saling melengkap, kitab Perjanjian Baru cocok dengan sejarah dan pengalaman. Kanonisasi kitab yang berasal dari kata Yunani “Kanon” bisa berarti “sebuah tongkat kemudian menjadi tongkat pengukur yang akhirnya menjadi tolok ukur atau patokan.” Kedua berarti “keputusan berwibawa dari sebuah dewan gereja dan ketiga kanaon berarti kitab yang telah diselidiki dan dinyatakan memenuhi syarat serta diakui diilhamkan oleh Allah sendiri. PENGILHAMAN ALKITAB Doktrin Akitab untuk pengilhaman yaitu Roh Kudus menuntun dan mengawasi penulis Alkitab sedemikian rupa sambil memakai keunikan mereka pribadi lepas pribadi sehingga mereka menulis semua yang Ia ingin mereka tulis tanpa tambahan maupun kesalahan. Pengilhaman sendiri dapat dibuktikan melalui watak Allah yang adalah sempurnah yang secara otomatis memberikan sesuatu yang terbaik untukciptaanNya dan juga berdasarkan sifat dan tuntutan Alkitab sendiri yang menetapkan norma-norma etika yang tertinggi, mengutuk dosa namun pada saat yang sama menerangkan kepada orang berdosa untuk berbaik kembali dengan Tuhan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengilahaman yaitu; perngilahaman tidak dapat dijelaskan sepenuhnya, pengilahaman merupakan karya Roh Kudus namun tidak dapat diketahui secara tepat bagaimana Roh Kudus bekerja, kedua, terbatas pada penulis Alkitab saja, ketiga pengilahaman pada hakikatnya merupakan tuntunan, keempat Roh Kudus melindungi penulis dari berbuat kesalahan kelima pengilhaman meliputi kata-kata yang di pakai (verbal)dan secara menyeluruh (plenary), keenam pengilhaman hanya berlaku dalam naskah aslinya saja bukan untuk berbagai versi terjemahan. TEOLOGIA PROPER SIFAT DASAR ALLAH A. Hakikat Allah a. Kerohanian 1. Allah tidak berbadan dan tidak berwujud 2. Allah tidak dapat dilihat 3. Allah itu hidup 4. Allah Berkepribadian b. Ada dengan sendirinya, tidak bergantung kepada apa yang ada diluar diriNya sendiri. b. Kebesaran yang tak terhingga, Ia adalah yang iamanen dan transenden tidak memiliki keterbatasan c. Kekekalan, tidak berawal dan tidak berakhir, bebas darui keterbatasan kurun waktu B. Sifat-sifat Allah A. Sifat Nonmoral 1. Allah Mahahadir (omnipresent) “ada dimana-mana pada saat yang bersamaan. 2. Allah Mahatahu, lingkup pengertahuan Allah tidak berhingga: - Ia mengenal diriNya secara sempurnah - Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus saling mengenal secara sempurnah - Allah mengetahui hal-hal yang benar-benar ada - Ia mengetahui hal-hal yang mungkin terjadi - Allah mengetahui masa depan. 3. Allah Mahakuasa, mampu melakukan segala sesautu berdasarkan kesempurnaanNya namun tidak dapat melakukan hal-hal yag bertentangan dengan watakNya yakni kompromi dengan dosa. 4.Tidak berubah, sifat tidak berubahNya nampak dalam hal selalu melakukan yang benar dan menangani dengan adil setiap mahluk siptaanNya. B. Sifat-sifat Moral. 1. Kekudusan, menunjuk pada kesempurnaan segala sesuatu dalam diri Allah dan kekudusan dipandang sebagai keselarasan kekal dari diri Allah dengan kehendakNya. 2. Kebenaran dan Keadilan hal ini dinyatakanNya dalam penghukuman bagi orang percaya. 3. Kebaikan, berkaitan dengan kasih Allah, kemurahan Allah, belas kasihan Allah dan anugerah Allah. 4. Kebenaran. Kebenaran Allah bukan sekedar landasan semua agama tetapi juga merupakan landasan semua pengetahuan. Allah adalah benar-benar Allah dalam arti Dia adalah Allah yang sejati maupun Allah yang selalu mengatakan hal yang sebenarnya. C. KEESAAN ALLAH Keesaan Allah berarti hanya ada satu Allah saja dan bahwa sifat dasar atau watak Allah tidak dapat dipisah-pisahkan atau dibagi-bagi. Allah tidak terdiri atas bagian-bagian tertentu atau diuraikan menjadi bagian-bagian tertentu D. KETRITUNGGALAN ALLAH Ajaran trinitas atau ketritunggalan Allah bukanlah suatu kebenaran yang dapat diperoleh melalui akal budi tetapi suatu kebenaran yang dapat diketahui hanya dengan penyataan atau wahyu. Dalam teologi Kristen istilah “Trinitas” atau “Tritunggal” berarti ada tiga oknum kekal dalam hakekat ilahi yang satu itu yang masing-masing dikenal sebagai Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. E. KETETAPAN ALLAH Ketetapan Allah dapat didefinisikan sebagai rencana abadi Allah yang dilandaskan pada pertimbangan ilahi yang paling bijkasana dan kudus. Definis ini mencakup beberapa hal yaitu: Ketetapan merupakan rencana abadi Allah, Ketetapan tersebut didasrkan pada pertimbangan Allah yang paling bijaksana dan kudus, ketetapan Allah bersumber pada kebebasan Allah, Ia Mahakuasa sehingga Ia mampu melakukan segala sesautu yang dikehendakiNya, tujuan akhir dari semua ketetapan ilahi ialah kemuliaan Allah. Ketetapan-ketetapan Allah tidak bersumber kepada keperluan. Seluruh ketetapan Allah dilandasakan pada pertimbangan ilahi yang paling bijakasan dan kudus. Tujuan tertinggi dari semua ketetapan Allah adalah untuk kemuliaanNya. KARYA-KARYA ALLAH A. PENCIPTAAN Istilah penciptaan dalam Alkitab dipakai dalam dua arti yaitu penciptaan langsung dan penciptaan tidak langsung. Penciptaan langsu ng merupakan tindakan bebas Allah tritunggal. Melalui tindakan ini Allah menciptakan segala sesuatu yang nampak dan yang tidak nampak untuk kemuliaanNya sendiri tanpa memakai bahan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan atau tanpa sebab-sebab sekunder, sedangkan penciptaan tidak langsung adalah sebaliknya yaitu Allah membentuk, menyesuaika,menggabungkan dan menubah bahan yang sudah ada. Tujuan Allah dalam penciptaan adalah pertama dan terutama Ia menciptakan alam semesta ini untuk mempertunjukkan kemuliaanNya. Alkitab menyatakan “Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya namaMu diseluruh bumi, kegunganMu yang mengatasi langit dinyanyikan (Maz.8:2). Yang kedua, Allah menciptakan alam semesta untuk menerima kemuliaan. Alkitab memerintahkan “berilah kepada Tuhan kemuliaan namaNya (I Taw.16:29). B. PEMERINTAHANNYA YANG BERDAULAT Allah sebagai pencipta segala sesuatu yang nampak dan yang tidak nampak serta yang memiliki segala sesuatuberhak mutlak untuk memerintah alam semesta ini (Mat.20:15; Rom.9:20-21) dan menjalankan kekuasaanNya dialam semesta (Ef.1:11) Ajaran Alkitab tentang Pelestarian. Tindakan pelestarian ini adalah Allah secara berdaulat dan terus menerus melestarikan segala sesuatu yang telah diciptakanNya lenglap dengan segala sifat dan kemampuan masing-masing agar yang diciptakanNya tidak akan punah. Secara etimologis kata “Providence” di terjermahkan “pemeliharaan” artinya melihat atau mengetahui sebelumnya. Tetapi dalam teologi kata “Providence” mendapat arti yang lebih khusus lagi yaitu kegiatan berkesinambungan Allah untuk mejadikan segenap perisitiwa dibidang fisik, mental dan moral melaksanakn rencana yang telah ditetapkanNya yaitu rencana yang merupakpan pola utama Allah dalam menciptakan alam semesta. Bukti-bukti ajaran tinndakan pemeliharaan Allah: 1. Sifat Allah dan alam semesta. Sebagai Allah yang berkepribadian dan bijaksana dapat diharapakan bahwa Ia akan bertindak rasional, sebagai Allah yang baik Iamenaruh perhatian khusus terhadap kesejateraan ciptaanNya serta mampu melaksanakan segala sesuatu yang telah direncanakanNya. 2. Ajaran Alkitab - Allah berkuasa atas alam fisik - Allah berkuasa atas tanaman dan hewan - Allah berkuasa atas segala bagsa dimuka bumi Tujuan dari tindakan pemeliharaan Allah ini adalah dengan maksud untuk pertama, membahagiaankan umat ciptaanNya, kedua, pengembangan mental dan moral manusia, ketiga, untuk menyelamatkan dan mempersiapkan suatu umat milikNya sendiri dan puncaknya adalah untuk kemulianNya. Sumber: Henry C Theisen, direvisi oleh Vernon D Doerksen, Teologi Sistematik, (Malang: Gandum Mas, 2003)1-203

Tidak ada komentar:

Posting Komentar